Newsglobal.i (Manado/Sulut) – Kasus Pembangunan kos-kosan mewah dengan anggaran 1,5 Miliar Rupiah yang diduga kuat milik ketua Pengadilan Negeri (PN) Manado, Djamaludi Ismail, SH, MH, yang beralamat di Jl. Pomorouw, Kelurahan Banjer, Kecamatan Tika, Kota Manado, Sulawesi Utara. Â Mendapat perhatian khusus Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Indonesia Nasionalis Antikorupsi (INAKOR) Sulawesi Utara.
Rolly Wenas, selaku ketua DPW INAKOR Sulut akan memantau dan mengawal serta akan mencari tahu sumber dana dari pembangunan kos-kosan tersebut.
“Kami curiga terhadap pembangunan kos-kosan itu, berapa banyak pendapatan gajinya jika dibandingkan dengan gaya hidup yang nampak parlente dan menoho seperti itu? Asal duitnya dari mana?” ungkap Wenas.

Ditambahkan Wenas, Jika seorang hakim yang berbangga dengan kemewahan dalam waktu singkat menjabat di daerah kami wajib dikritisi dan dipertanyakan asal muasal dananya.
“Kami sementara menyusun surat akan meminta Mabes Polri, Kejagung, Mahkamah Agung dan KPK untuk lakukan pengusutan asal dana bangunan kos mewah konon milik ketua PN Manado ini. Jika ada indikasi aliran dana korupsi kami minta disita sebagai aset negara, proses hukum dan miskinkan jika perlu hukum mati saja,” katanya.
“Saat ini situasi masyarakat lagi blum stabil pasca pandemi dan pemerintah lagi giat lakukan pemulihan ekonomi dan kondisi sosial..eh eh ada oknum pejabat negara yang bangganya berbangga menunjukkan kemewahan. Tidak Pantas dan HARUS DI USUT !!!” tegas Wenas.
Sebelumnya pembangunan kos-kosan milik Ketua PN Manado sempat membuat geger masyarakat Sulawesi Utara. Terutama masyarakat sekitar lokasi bangunan.
“Hanya dalam waktu kurang dari setahun, Ketua PN Manado bisa bangun gedung yang fantastis nilainya hampir mencapai 5 miliar lebih. Dari mana uang untuk pembangunan gedung tersebut? Kalau dia pinjam dana di bank, dia tidak mungkin diberikan pinjaman lebih dari 500 juta. Dia pendatang dan tidak membawa apa-apa dari daerah asalnya, tidak punya warisan, ataupun usaha lain selain pekerjaan sebagai hakim,” cetus seorang warga Manado yang minta namanya tidak dipublikasikan.
Dari penelusuran pewarta di lokasi bangunan, terlihat penampakkan gedung berlantai 2 itu cukup mewah dan mentereng, dilengkapi ruangan khusus berbentuk ruko dua pintu di lantai dasar bagian depan. Saat pewarta diajak masuk ke dalam gedung hingga ke lantai 2, terlihat jelas kemewahan sebuah gedung kos-kosan yang tentunya hanya dapat ditempati oleh para penyewa berkantong agak tebal.
Jurnalis : Risky Purukan